Saturday, March 20, 2010

Tentang Wireline Log

Dalam tulisan ini saya tidak akan menyinggung mengenai detil (Gamma Ray, Resistivity, density, dll) dan melainkan hanya dasar dan gambaran umum serta alasan mengapa dilakukan wireline logging.

PENDAHULUAN

Setidaknya ada tiga sumber informasi geologi yang dapat digunakan untuk penelitian geologi suatu daerah (Sedimentary environments from wireline logs - oleh O. Serra, 1989) yaitu:

1. Singkapan batuan: Jenis penelitian dari singkapan batuan masih merupakan sumber informasi geologi yang penting di permukaan baik yang bersifat alam ataupun buatan manusia misalnya: terowongan, tebing atau parit yang dibuat manusia dari pertambangan atau proyek jalan. Namun sejalan kemajuan teknologi dan majunya industri pemboran minyak, maka informasi ini banyak digantikan oleh data-data pemboran atau data seismik permukaan (gravimetry, survey seismik, magnetisme) atau geofisika lubang sumur yaitu well logging. Alasan lain adalah seringnya informasi geologi dari singkapan hasil ekstrapolasi bawah permukaan (subsurface extrapolation) sering meleset atau melenceng; yang lebih jauh lagi adalah timbulnya / adanya kerumitan bentuk-bentuk geologi bawah permukaan (stratigraphic traps, fluid permeability barrier) baik dari ukuran maupun kedalaman strukturnya.

2. Geofisika permukaan: Informasi jenis kedua ini, kerapkali dapat memberikan gambaran dua dimensi bahkan tiga dimensi bawah permukaan dan merupakan sumber informasi yang penting dan bersifat langsung. Baik bentuk-bentuk dan susunan lapisan batuan, bahkan dapat pula memberikan informasi petrofisik seperti kandungan fluida; seperti pada seismofacies, "bright spot"...). Sehingga hipotesa geologi yang dituangkan dalam interpretasi seismik ini darus diikuti dan dibuktikan oleh proses pemboran sumur. Interpretasi seismik ini akan memudahkan dan tentunya akan didukung oleh wireline logging. Dengan pengukuran "Vertical Seismic Profile" (VSP) dalam suatu sumur; kita akan dapat melihat lebih jelas bentuk-bentuk geologi bawah permukaan ini.

3. Pemboran: ada dua jenis sumber data / informasi geologi dalam pemboran yaitu (a) bersifat langsung - seperti drill cutting sample, core sample, sidewall core dan (b) tidak langsung - yaitu pengukuran sifat fisik batuan pada lubang bor dengan menggunakan alat wireline logging.
Core konvensional, jika menerus dan kualitas samplingnya baik, mempunyai data yang banyak sekali. Sayangnya, karena alasan biaya (ekonomi) dan teknis (waktu dan alat), coring jarang sekali dilakukan dalam suatu proses pemboran. Sehingga seringkali geologist menggunakan data cutting sample atau sidewall core dengan wireline. Ditambah lagi, semakin dalamnya lubang bor, maka semakin tinggi 'ketidak-pastian" dan ketidak-akuratan data kedalaman maupun kualitas sample nya, hal ini disebabkan proses 'campur-aduk' lumpur sebagai pembawa / media cutting ke permukaan, atau disebabkan adanya runtuhan ('caving') dan hilangnya beberapa kandungan karena adanya lost circulation. Sehingga, sebagai akibatnya, informasi yang sifatnya tidak langsung yaitu wireline logging menjadi penting - khususnya untuk kualitas, jenis peralatan dan metode interpretasi yang digunakan. Hal ini bukan saja untuk pembuktian dalam bentuk data dan informasi geologi tapi juga membantu dalam sintesis data-datanya.

KAPAN & BAGAIMANA

Kapan dilakukan wireline logging ini? Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa proses wireline logging ini adalah merupakan bagian dari suatu proses pemboran minyak dan gas bumi. Setelah pemboran dilakukan dan pemboran ini biasanya dapat dibagi menjadi beberapa fase, sebagai contoh: dimulai dengan fase lubang 26" (top hole), dilanjutkan lubang 12-1/4" (intermediate) dan diakhiri dengan fase lubang 8-1/2" (interest zone). Setiap selesai satu fase (intermediate dan interest zone), dimana keadaan lubang masih terbuka (open hole)- maksudnya lubang belum ditutupi oleh selubung (casing), dapat dilakukan wireline logging ini. Secara umum, teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut: lubang yang sudah dianggap aman (artinya tekanan berat lumpur didalam lubang cukup untuk dapat menahan tekanan formasi batuan), akan dimasukkan satu rangkaian alat logging ini dengan menggunakan kabel kawat baja sampai kedalam akhir (TD), setelah itu, pengukuran akan dilakukan sambil menarik alat wireline logging keatas secara perlahan. Jadi proses pengambilan data dimulai dari bawah ke permukaan.

MENGAPA HARUS WIRELINE LOGGING?

Dari beberapa bahan bacaan saya ditambah dengan sedikit pengalaman, maka dapat saya ringkas mengapa wireline logging dilakukan? Disebabkan karena mereka:

1. Dapat memberikan data yang AKURAT, PRESISI, OBYEKTIF dan bersifat REPETITIVE (berulang).

2. Datanya bersifat MENERUS, tentu saja dg interval mulai dari 15cm, bahkan bisa sampai 3cm jika memang diperlukan.
Basic presentation

3. Menghasilkan data-data dari SIFAT FISIK BATUAN, yang seterusnya dapat dilakukan analisa porositas, volumen batuan, dan analisa batuan lainnya yang dapat menguntungkan dan berguna bagi seorang geologist perminyakan.
Sloughing Coal

4. Sifatnya PERMANEN; maksudnya disini data aslinya (Raw File) dapat digunakan kembali jika muncul ide atau metode interpretasi yang berbeda atau baru.
Always online

5. Dari segi waktu, data wireline logging CEPAT dan LANGSUNG tersedia di wellsite; dengan sedikit proses yang dilakukan dimana wireline engineer juga melibatkan wellsite geologist. Sehingga ada quality control dari WSG sebagai orang yang mewakili oil company; seperti proses shifting depth dan merge file, dll.

6. EKONOMIS, biaya sewa anjungan pemboran merupakan biaya yang tertinggi dalam suatu pemboran minyak (rig cost) jadi karena proses wireline logging relatif cepat maka relatif sangat menguntungkan bagi perusahaan minyak, dibandingkan dengan proses coring yg relatif lebih mahal dan lama.

7. Bergantung pada PARAMETER GEOLOGI, misalnya susunan formasi, sifat fisik batuan, bentuk-bentuk geologi bawah permukaan lainnya. Sehingga seorang geologist yang paham dengan kondisi daerahnya akan merasa diuntungkan dengan adanya wireline logging ini. Misalnya: dia mengetahui adanya unconformity (ketidak-selarasan) dengan perkiraan kedalaman tertentu, maka dengan wireline logging dapat dianalisa lebih detil, atau fault (sesar) atau kondisi-kondisi geologi lainnya.

HUBUNGAN WIRELINE LOG DENGAN GEOLOGI

Ada tiga (3) parameter geologi yang mempengaruhi wireline logging yaitu komposisi, tekstur dan struktur dari batuan. Kandungan fluida (gas, minyak, atau air) juga dapat dilihat indikasinya, karena fluida tersebut berada dalam pori-pori batuan atau / dan fracture batuan; yang merupakan kesatuan dan tidak terpisah didalam lubang sumur minyak dan terukur oleh alat wireline logging.

Satu hal penting adalah wireline logs dapat memberikan 'gambar' batuan dibawah permukaan yang sudah dibor. Mereka dapat memberikan gambaran yang jelas, walaupun terkadang sebagian dan kurang lengkap seperti layaknya singkapan permukaan. "Gambar" tersebut sifatnya menerus dan selalu permanen, obyektif dan kuantitatif. Selanjutnya 'gambar-gambar' ini akan dapat terlihat lebih jelas saat kita melihat adanya perbedaan - perbedaan pengukuran yang menyolok, misalnya bagaimana 'gambar' log yang melewati lapisan batulempung dengan lapisan batupasir. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat wireline logging ini dapat kita ibaratkan sebagai 'mata' dan instrumen geologi (palu, kaca pembesar, kompas) kita; yang kita biasa gunakan dalam penelitian singkapan batuan di permukaan.

Karena wireline log sangat bergantung pada sifat-sifat fisik batuan maka mereka betul-betul dapat dipakai sebagai penciri dari suatu lapisan batuan dan seharusnya wireline log diberlakukan sebagai data geologi, dengan interpretasinya juga sebagai interpretasi geologi. Di satu sisi, alat wireline logging yang sebetulnya mengukur ciri-khusus batuan bawah permukaan yang sudah dibor, baik itu sifat fisik, kimia dan biologi (yg sudah terendapkan pada kondisi iklim dan geografi terentu); sedangkan disisi lain evolusi (perubahan suatu formasi) adalah suatu pokok persoalan dalam sejarah geologinya itu sendiri. Yang penting disini adalah untuk meneliti, menjelaskan, menganalisa dan menginterpretasikan obyek wireline log, seharusnya juga seperti obyek geologi lainnya.

Suatu interpretasi wireline log yang jelas, tidak hanya dapat didukung oleh analisa data log yang detil dan akurat, tapi juga harus didasarkan pada pengetahuan peralatan logging yang cukup dan konsep geologi yang benar; sebetulanya interpretasi log sendiri adalah merupakan 'terjemahan' dari data/parameter LOG ke data GEOLOGI yang membutuhkan 'kamus' atau 'interpreter' yang paham dan mengerti kedua 'bahasa' tersebut.

Kenyataan yang dihadapi, wireline log yang dapat memberikan informasi mengenai mineralogi, unsur komposisi, tekstur dan struktur sedimen bahkan tektonik, facies, stratigrafi, dll; maka hal pertama yang perlu kita pahami adalah istilah-istilah geologi tersebut. Baru setelah itu, kita bisa menentukan bagaimana dan bagian parameter geologi mana yang berpengaruh pada alat wireline logging. Dengan alasan inilah maka kita dapat menjadi parameter geologi sebagai berikut:
  • Suatu lingkungan pengendapan akan dicirikan oleh suatu kumpulan facies tertentu.
  • Facies itu sendiri, ditentukan oleh komposisi, tekstur, warna, kandungan fosil, struktur dan geometri batuan nya.
Rasanya terlalu awal untuk menunjukkan bagaimana hubungan wireline log dengan parameter-parameter tersebut; selain itu dibutuhkan penjelasan-penjelasan secara visual seperti gambar-gambar dan contoh-contoh log berupa electrofacies model suatu lingkungan pengendapan tertentu.


Salam,
Sad Agus
Geologist

- Referensi bacaan:
  • Sedimentary Environments from Wireline Logs - O. Serra, 1989
  • Drilling Practices Manual - Preston L. Moore, 1986
  • Quick Look Techniques for Prospect Evaluation, Taniel J. Tearpock, Richard. E. Bischke, Joseph L. Brewton, 1994.

Thursday, March 11, 2010

Syarat menjadi Wellsite Geologist

"Bagaimana caranya jadi Wellsite Geologist?" adalah pertanyaan yg beberapa kali terlontar dari adik-adik baik yg masih di bangku kuliah maupun yg sudah lulus dan bekerja di perusahaan jasa bidang perminyakan. Tentunya ditujukan kepada kakak-kakak senior yg dipandang sudah mapan dan menyandang sebagai "Wellsite Geologist" (WSG) di industri perminyakan dan gas bumi maupun dibidang industri lainnya seperti Geothermal, Mining atau lainnya.

Blow Out Preventer (BOP)
Memang betul, untuk menjadi seorang WSG itu gampang-gampang susah (ini kata beberapa kolega dan kakak senior yg sudah mapan), gampangnya: yg pasti ilmunya bisa dipelajari dan yang susah: adalah kesempatan yang ada. Tapi paling tidak ada koridor-koridor yang merupakan syarat untuk menjadi seorang WSG.
Pahat Bor (Drill Bit) jenis "rock bit".

Nah, disini saya kembali berbagi pengalaman saja apa saja SYARAT DASAR untuk menjadi seorang Wellsite Geologist di industri perminyakan dan gas bumi, antara lain:
  1. Lulusan Geologi: biasanya tingkat S1 (Sarjana) saja yg jadi WSG, kalau sudah S2 biasanya orang Indonesia lebih tidak memilih pekerjaan ini. Ini tidak berlaku buat orang-orang dari luar negeri, misalnya warga Malaysia, India, Filipina, Timur Tengah atau warga Eropa atau Amerika. Banyak WSG yg datang dari kalangan S2 (pasca Sarjana). Bahkan saya pernah ketemu seorang WSG dari India yang sudah S3.
  2. Background drilling operation & knowledge: yaitu harus mempunyai dasar pengetahuan tentang jalannya dari suatu operasi pemboran baik eksplorasi (pencarian) maupun eksploitasi (pengembangan) baik di anjungan darat maupun lepas pantai (onshore & offshore). Yang kebanyakan ini datang dari para pekerja lapangan (field engineer) perusahaan jasa perminyakan (service company). Jadi sudah cukup familiar proses pemboran dari mulai awal (spud) sampai dengan akhir, seperti: TD, rig moving, cementing, well kick dll)
  3. Background logging operation & knowledge: yaitu dasar pengetahuan pengambilan data-data sumur seperti mud logging, wireline logging dan logging lainnya. Sehingga seorang WSG itu sudah pernah mendapat kursus-kursus bersertifikasi dan menguasai teknik-teknik seperti basic mud logging, wireline logging interpretation, formation evaluation, pressure formation evaluation. Dengan ini, maka diharapkan seorang WSG dapat memberikan masukan dari sisi 'Geological' dalam suatu operasi pemboran minyak & gas bumi. 
  4. Berbadan sehat: ini menyangkut kesehatan jasmani dan rohani (jangan ketawa ya... ini beneran lho). Jasmani bukan berarti kuat (dalam arti tenaga) tapi cukup mampu melek matanya - yang kadang dibutuhkan ketahanan fisik, contohnya karena harus menjadi wakil perusahaan untuk menyaksikan (witness) dalam suatu operasi wireline logging; yang kadang membutuhkan waktu lebih dari 24 jam tanpa tidur (ini yang sering dilakukan para senior yg 'single fighter') ataupun kegiatan operasi lainnya dalam jangka waktu relatif lama. Terkadang baru tidur sebentar sudah dibangunkan karena situasi 'critical' dan membutuhkan WSG sebagai bahan pertimbangan keputusan di lapangan. Kalau secara rohani, saya menghubungkannya dengan tenaga WSG kebanyakan harus bekerja di anjungan pemboran lebih dari 2 minggu. Malah ada yg 4 minggu tanpa melihat keramaian kota atau bertemu keluarga - Hal inilah yg membutuhkan ketahanan mental sehingga tidak cepat 'stress', belum lagi tekanan - tekanan psikologi saat pengambilan keputusan pada 'coring job' atau 'casing point', formation top atau TD dll.
  5. Survival Training: Pelatihan untuk penyelamatan diri dari keadaan darurat harus dilalui oleh seorang WSG. Pelatihan ini sifatnya resmi dan bersertifikasi; di negara kita sudah ada beberapa perusahaan yang sudah melaksanakan ini (Maaf, saya lupa namanya dan lokasinya). Di dalam pelatihan ini, para peserta dilatih untuk menyelamatkan diri saat kebakaran, bagaimana menggunakan pelampung, menyelamatkan diri saat helikopter jatuh (tentunya dengan alat simulasi), baik secara teori (indoor) maupun praktek (outdoor).
  6. Basic Computer & Geology Software: Pesatnya kemajuan teknologi TI, kerapkali WSG harus mempunyai kemampuan untuk menjalankan perangkat lunak, pastinya yg mendasar misalnya aplikasi 'Office' seperti Word, Excel, dll bahkan e-mail dan internet. Bahkan beberapa perusahaan minyak sering mengharuskan para WSG untuk bisa menjalankan perangkat lunak aplikasi geologi tertentu.
Itulah sekelumit pengetahuan yang bisa saya bagi buat rekan-rekan pembaca. Saran dan kritik bisa kirimkan ke email saya.

Salam,
Sad Agus di Pamulang.