Sunday, August 1, 2010

Korelasi di Wellsite (2)

Dalam tulisan ini, saya akan menguraikan lebih detil tentang aplikasi korelasi dalam pengambilan keputusan dan menentukan kapan dan dimana (kedalaman) harus dihentikan pemboran suatu sumur untuk coring point, casing point atau landing point. Contoh yang saya uraikan disini adalah aplikasi untuk sumur miring berarah (directional well) dengan memakai LWD tool.
Tentu saja, seorang Wellsite Geologist harus sudah siap dengan beberapa perangkat korelasi dan 'mesin' hitungnya saat sebelum memasuki zona yang kritis tersebut. Apa-apa saja yang perlu disiapkan dan dihitung? Memang bagi seorang Wellsite Geologist yang berpengalaman di suatu daerah pekerjaan tertentu selalu mencirikan bed marker tertentu dalam mencirikan zona / formasi batuan tertentu; yang dimana ini tidak dimiliki oleh semua wellsite geologist. Untuk itu, akan lebih baik bagi seorang Wellsite Geologist untuk mempersiapkan semua data-data yang nantinya sebagai acuan dalam mengambil keputusan tersebut.

Tahapan pertama, yaitu menyiapkan lembar korelasi log TVD yang siap untuk di"update" setiap saat. Lembar ini berupa sebuah data log sumur terdekat (offset well log). Offset well log ini bisa berupa, log yang berisi satu track GR (Gamma Ray) atau ROP atau juga ditambah dengan beberapa track lagi; seperti Resistivity atau Porosity ataupun Total Gas / Chromatograph gas. Log ini sudah disiapkan dengan garis-garis batas top formasi atau marker, yang nantinya akan dikorelasikan dengan log sumur yang sedang dibor (actual current well log). Di offset well log ini, jangan lupa untuk memberi tanda khusus STOP POINT (SP), misalnya dengan panah merah dimana berhentinya posisi kedalaman coring point atau casing point tersebut. Sedangkan disampingnya ditempatkan, actual well log dengan sudah ada korelasi dengan offset well pada zona-zona bagian atasnya sebelum memasuki zona kritis tersebut.
From Blog

Tahapan kedua, yaitu menyiapkan lembar tabel perhitungan; akan lebih efektif jika lembar perhitungan ini dibuat dalam format MS Excel, sehingga perhitungan bisa didapatkan secara otomatis. Untuk mendapatkan format perhitungan tersebut silahkan download di web saya (link ini). Data yang diperlukan adalah
- Tool offset bit distance, adalah jarak sensor LWD yang terdekat dengan bit, ambil contoh saja sensor GR adalah sensor yg terdekat dengan bit dan mempunyai jarak 15 meter dari bit. Maka perlu dimengerti dan disadari bahwa drill bit akan menembus 15 m MD (measured depth) LEBIH DALAM dari apa yang terlihat dan terekam pada GR LWD; saya menyebutnya sebagai "Blind Interval" (interval buta).
  1. Pada offset well, hitung jarak TVD dari bed marker / formation top terakhir ke STOP POINT, sebagai contoh bed marker terakhir mempunyai kedalaman 1208m TVDSS dan STOP POINT pada 1237m TVD, jadi jarak TVDnya adalah 1237 - 1208 = 29m TVD. Konversikan jarak 29m TVD tersebut ke jarak MD - bisa dengan rumus sederhana yaitu MD = TVD/cos (a); dimana (a) adalah sudut kemiringan (dip survey) lubang sumur; misalkan hasilnya adalah 32m MD, maka jarak inilah yang merupakan patokan batas bagi kita untuk menentukan SP (Stop Point). Jadi secara teoritis bed marker akan terlihat dan bisa diamati dengan GR yang terekam langsung (LWD GR realtime). Karena jarak ini masih lebih besar dari "Blind Interval" diatas.
  2. From Blog
  3. Pada current well, amati drilling parameter atau data LWD yang terekam saat memasuki bed marker. Catatlah kedalamannya, jika kedalaman masih dalam bentuk MD (measured depth); konversikan ke TVD tersebut, misalnya diketahui bed marker pada 1400m TVD (lihat gambar), maka dapat diperkirakan SP (Stop Point) yaitu 1400 + 29 = 1429m TVD. Konversikan kedalaman TVD ini ke MD (measured depth) untuk memberikan informasi kepada Drilling Supervisor; karena biasanya mereka terbiasa dengan kedalaman miring terukur (measured depth).
  4. From Blog
  5. Final Analysis, adalah analisa terakhir sebelum kita betul-betul memutuskan tempat "Stop point" ini adalah dengan mengamati dan mendeskripsikan dari 'drill cutting sample' kedalaman terakhir serta mengamati pembacaan gas. Analisa dan perhatikan dari data terakhir tersebut dan periksa kembali lembar korelasi, tabel perhitungan. Setelah itu, yakinlah bahwa keputusan yang diambil sudah baik dan tepat. Sajikan hasil-hasil korelasi dan perhitungan kepada Drilling Supervisor di rig, kemudian kirimkan kepada Operation Geologist di kantor anda sebagai lampiran (attachment) email anda.


Semoga bermanfaat,
Sad Agus Praptiono
Wellsite Geologist Consultant

Saturday, July 31, 2010

Korelasi di Wellsite (1)

Tentang Korelasi Sumur
Ini adalah bagian pertama dari dua tulisan mengenai korelasi di wellsite. Untuk bagian yang lebih detil saya tulis dalam tulisan yang kedua.
Salah satu aspek terpenting yang dikerjakan oleh seorang Wellsite Geologist adalah mengetahui gambaran geologi bawah permukaan (subsurface) pada sumur yang sedang dibor. Dalam hal kaitannya dengan korelasi sumur, maka disini akan berbagi sedikit pengalaman dan tip dalam melakukan korelasi antar sumur saat pemboran berlangsung.
Korelasi dalam pengertian disini adalah mengkorelasikan suatu bed marker, formation top atau lapisan penciri lainnya yang dapat dihubungkan dengan suatu garis secara horizontal yang berupa gambar-gambar / data-data dari suatu log (LWD, Wireline, Mud Log, Lithology log dll).  Adapun yang saya uraikan disini yaitu jika kita tidak mempunyai perangkat lunak khusus untuk geologi; jadi disini saya akan menggunakan software yang sehari-hari kita pergunakan yaitu Excel, Powerpoint ataupun word - yang terpenting dari semua perangkat lunak itu tersedia "drawing tool" untuk menggambar garis, simbol sederhana serta dapat mengetikkan text dan tabel.
Dibawah ini saya perlihatkan korelasi detil dari dua sumur ada contoh lain dengan sumur yang lebih banyak, perlu diingat setiap korelasi harus mempunyai patokan satu garis horizon.
From Blog



Sebelum menginjak marilah kita sedikit menengok tentang apa dan mengapa korelasi antar sumur dilakukan, hal-hal apa yang perlu dipenuhi sebelum melakukan korelasi. Ada beberapa kaidah dan ketentuan dalam sebuah korelasi yang harus dipenuhi agar korelasi tersebut tidak membingungkan dan betul secara geologi, antara lain:
  1. Skala yang sama: Setiap data sumur dalam bentuk log harus mempunyai skala vertikal yang sama. Hal ini untuk mencegah kesalahan perhitungan dalam perkiraan ketebalan semu (apparent thickness) dari suatu lapisan atau jarak dari formation top satu dengan yg lain.
  2. TVD log: Log sumur yang digunakan dalam korelasi harus berdasar pada kedalaman vertikal TVD atau TVDSS. Hal ini ditujukan agar gambaran bawah permukaan dan perhitungannya tidak salah dan sesuai dengan peta penyebaran kedalaman (Isopach).
  3. Satu Horizon flat: Dalam satu panel korelasi sebaiknya menggunakan satu garis horizon yang terikat pada salah satu formation top atau marker yang jelas, agar memudahkan bagi seorang geologist melakukan analisa korelasi di sequence bawah atau atas horizon tersebut.
  4. Formation Top TVD: Sumur-sumur yang dihubungkan dalam korelasi harus mempunyai kedalaman vertikal Formation top atau marker yang akan dihubungkan. Jika hanya diketahui Measured Depth (MD) dari sumur yg deviated, maka harus dihitung TVD / TVDSS nya berdasar dari deviational survey yang ada.
  5. Tegak lurus Struktur Geologi: Walaupun ini tidak harus dilakukan, biasanya korelasi dibuat berdasar dari lokasi-lokasi sumur dalam satu lintasan penampang melintang yg tegak lurus dengan struktur geologi bawah permukaan. Misalnya memotong suatu poros antiklin atau memotong tegak lurus dari suatu patahan. Agar korelasi memberikan gambaran bawah permukaan yang lebih jelas.

Adapun persiapan yang perlu dilakukan sebelum anda melakukan korelasi di wellsite, yaitu Data sumur dan perangkat lunaknya. Pastikan anda mempunyai data-data offset well (sumur terdekat); akan lebih baik jika jumlahnya lebih dari satu sehingga korelasi yang didapat saat drilling akan lebih akurat dan reliable atau representatif. Data-data ini yaitu berupa gambar log dengan kedalaman TVD atau TVDss berbentuk PDF, tabel list formation top setiap sumur. Perangkat lunak atau software; bisa Excel, Powerpoint ataupun Word.

Teknik Korelasi
Bukalah satu dokumen atau file kosong yg baru, dalam hal ini saya menggunakan MS Excel. Di lain program, bukalah file log dalam bentuk PDF. Lakukan peng copy an gambar log dengan select > Tool > Screen snapshot , tariklah mouse pada kotak yang akan anda copy log tersebut. Setelah meng copy nya didalam clipboard, kembali ke program Excel file yang kosong > paste kan dengan CTRL-V atau Edit > Paste; maka gambar log offset well tadi sudah masuk. Lakukan hal yang sama pada sumur yang lain dan sumur yang aktif (current well). Buatlah satu garis horizon untuk menghubungkan salah satu bed marker atau formation top yaitu dengan menggambar satu garis horizontal dan menaik-turunkan masing-masing gambar log sumur.

Bila perlu tambahkan beberapa tabel perhitungan yang berguna untuk menghitung "Landing Point", "Casing Point" atau "Coring Point"; seperti gambar contoh diatas. Korelasi di wellsite sangatlah berguna dan perlu dilakukan oleh seorang wellsite geologist. Selain memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan bawah permukaan (subsurface), korelasi juga berguna untuk memperkirakan formasi batuan yang akan ditembus oleh drill bit berdasarkan dari data-data sumur sekitar. Pengetahuan tentang struktur geologi bawah permukaan daerah yang sedang dibor juga diperlukan, guna untuk memperkirakan adanya anomali-anomali seperti penebalan, penipisan, hilangnya satu lapisan akibat sesar atau patahan batuan (fault).

Insya Allah, dalam tulisan yang akan datang saya dapat memberikan satu contoh kasus sederhana mengenai bagaimana aplikasi korelasi ini untuk penentuan coring point atau landing point dalam operasi pemboran horizontal well.

Semoga bermanfaat,
Sad Agus
Wellsite Geologist

Tuesday, July 20, 2010

Persiapan sebelum ke Well Site

Tulisan dibawah ini hanyalah sekelumit cerita untuk berbagi kepada semua bahwa PERSIAPAN adalah tahapan yang penting bagi siapa saja dalam pekerjaan apa saja.

Kontrak Kerja
Setelah 'mengejar' dan mencari lapangan pekerjaan melalui email dan menjelajah ratusan website beberapa bulan. Akhirnya beberapa tawaran untuk menjadi wellsite geologist datang juga; sebetulnya tawaran datang dari beberapa negara tetangga, hanya saja tawaran yg terakhir ini tampak menarik - disebabkan saya akan bekerja dengan teman lama saya dari Australia dan saya sangat senang dia 'mengajak' saya untuk mengerjakan proyek pemboran di negara tetangga. Alhamdulillah.

Setelah menunggu beberapa hari, salah satu perusahaan jasa konsultan kerja dari Singapore menghubungi saya via handphone saya. Saat itu dia langsung menanyakan nilai daily rate (upah harian) yang diinginkan, segera hal itu sudah saya tanggapi baik secara lisan maupun email.

Dua minggu setelah itu terjadi 'tawar menawar' upah harian saya, disinilah sering terjadi perang bathin dalam diri seorang geologist - sebagai pekerja lepas (freelance) yang masih baru; lain halnya dengan seorang geologist yg berpengalaman yg mengerti akan kondisi 'pasar'. Maka hal ini akan mudah dilalui dalam proses negosiasi. Akhirnya kesepakatan dapat dicapai; yang perlu disadari dari pihak seorang tenaga konsultan geologist bahwa tidak akan pernah tercapai upah harian yang diinginkan, selain memberikan toleransi dengan batas harga 'upah harian' (daily rate) yg sudah kita ketahui diluar.

Kontrak kerja dalam bentuk draft dikirimkan via email, dengan sedikit koreksi dari saya; akhirnya saya menanda-tangani kontrak kerja tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebelum menanda-tangani kontrak kerja:
  1. Teliti dan Paham: Bacalah sungguh-sungguh dan perlahan tentang kontrak kerja, jika dalam bahasa Inggris - cobalah dengan menerjemahkan, bahkan jika perlu bukalah kamus. Sampai kita betul-betul paham dalam setiap pasal-pasal aturannya. 
  2. Pajak: Upah yang dibayarkan nantinya, harus jelas untuk pembayaran pajaknya - maksudnya siapakah yang akan membayar pajak upah tersebut? Anda atau perusahaan yg melaksanakan pekerjaan atau perusahaan jasa penyedia tenaga kerja? Biasanya untuk kontrak kerja pekerja ahli geologi dengan upah harian, pajak akan ditanggung oleh klien atau pihak perusahaan yang melaksanakan pekerjaan dalam hal ini adalah perusahaan minyak (Oil Company). 
  3. Travel Expense: Banyak yang menganggap biaya transportasi dan akomodasi ini adalah hal sepele, padahal jika diperhatikan tidak sedikit biaya yang dikeluarkan dan ini tergantung dari lokasi tempat pekerjaan itu. Saya pernah mendapat 'pelajaran' penting dari mantan supervisor saya; ketika dia dengan tekunnya mengisi travel expense form dengan teliti, bahkan melakukan check berulang-kali; padahal konon kabarnya gajinya sudah 'tinggi' sekali. Kemudian saya tanyakan: "Khoq expense yg kecil gitu diurusin sih? khan kamu gajinya udah banyak?" Dia hanya berseloroh: "Ini adalah salah satu hak saya dan ini merupakan bagian pekerjaan saya, jadi saya harus menyelesaikan nya dengan baik." 
  4. Periode: Perhatikan juga kapan kontrak dimulai dan kapan berakhir. Penting untuk mempertimbangkan lamanya pekerjaan yang akan dilakukan. Beberapa rekan-rekan wellsite geologist - ada yang mempertimbangkan dengan waktu-waktu liburan atau hari-hari yg berhubungan dengan lebaran atau hari natal atau hari keagamaan lainnya. Bahkan ada juga yg mempertimbangkan dengan acara kegiatan yg lebih pribadi. 
  5. Segera! Tanda tangani kontrak kerja tersebut segera dan kirimkan kembali kepada perusahaan / pihak pembuat kontrak. Jangan terlalu lama berada didalam 'inbox' email anda. Tanyakan segera jika memang ada yang belum jelas. Ingat...! Bisa saja kita kehilangan kesempatan kerja dengan lambatnya proses ini.
Persiapan Teknis
Proses selanjutnya adalah sebagai konsultan yang profesional; seharusnya lebih pro aktif, yaitu dengan menanyakan beberapa data teknis dan persiapan kepada pihak perusahaan, misalnya:
Presentasi Log salah satu perangkat lunak.
  1. Data-data sumur pemboran sekitar (Offset wells) bisa didapat untuk dipelajari; data - data bisa berupa laporan geologi, composite log, laporan inti batuan (core report), analisa petrophysic, lithology log, mud log dan log-log lainnya. 
  2. Laporan rencana pemboran (Drilling Proposal, Geotechnical Proposal) yang mencakup prediksi secara geologi misalnya formasi-formasi batuan yang akan dibor, target formasi batuan yang dituju, sampai kedalaman akhir (TD - Total Depth) yang akan dicapai. Kendala-kendala yang mungkin akan dihadapi, misalnya lost circulation, shallow gas, overpressure zone dll. 
  3. Reporting system - Tanyakan kepada supervisor anda dalam hal ini Operation Geologist, bagaimana bentuk laporan harian, mingguan, akhir sumur yang akan diinginkan. Biasanya dalam bentuk word document. Mintalah format nya dan persiapkan. 
  4. Geology Log Software - Kebanyakan perusahaan minyak yang besar merupakan pemakai perangkat lunak geology untuk operasi pemboran. Jadi tanyakan hal ini dan yakinkan anda dapat melakukan pekerjaan dengan alat bantu tersebut. Jika memang terjadi kesulitan, mintalah waktu untuk mempelajari nya sebelum berangkat ke lapangan anjungan pemboran. 
  5. PLUS Value - Ada pengalaman berharga yang saya dapat, yaitu jika kita mempunyai kemampuan dan menguasai untuk menjalankan suatu software baik itu untuk membuat laporan geologi atau log-log geologi. Segeralah manfaatkan alat bantu tersebut, masukkan data-data yang sudah ada dalam software, persiapkan semua format yang mungkin nanti dibutuhkan misalnya: Plot Actual VS Prognosis, Composite Log, Daily Geological Report, Lithology & Oil show description database, Correlation panel, Wireline Summary Report, MDT Report dll. Sehingga jika saatnya datang, format-format tersebut sudah siap untuk di eksekusi dan anda tidak perlu atau tidak ingin 'overload' saat di well site. 

Non Teknis
Hal - hal non teknis yang saya uraikan dibawah ini, bukanlah hal yang krusial atau sangat penting; tapi tetap sebagai suatu tahapan yang kita lalui, yaitu antara lain: persiapkan semua peralatan yang perlu dibawa dan wajib dibawa, misalnya anda perlu mengutamakan baju coverall, safety shoes, safety hat, seperangkat laptop pribadi, peralatan tulis, kalkulator, hard drive, thumb / pen drive dan barang pribadi lainnya, misalnya buku bacaan, kamera foto, MP3 player; atau hal-hal yang dapat membunuh kebosanan.

Pastikan waktu keberangkatan dan ticket penerbangan dengan pihak perusahaan. Bangunlah lebih awal saat keberangkatan dan periksa sekali lagi semua barang yang sudah disiapkan; jika perlu buat check list untuk menghemat 'memory' otak anda. Ingatlah bahwa "Persiapan dan latihan akan mendatangkan bakat tersendiri"

Semoga bermanfaat.

Salam,
Sad Agus
http://sadagus.com

Saturday, March 20, 2010

Tentang Wireline Log

Dalam tulisan ini saya tidak akan menyinggung mengenai detil (Gamma Ray, Resistivity, density, dll) dan melainkan hanya dasar dan gambaran umum serta alasan mengapa dilakukan wireline logging.

PENDAHULUAN

Setidaknya ada tiga sumber informasi geologi yang dapat digunakan untuk penelitian geologi suatu daerah (Sedimentary environments from wireline logs - oleh O. Serra, 1989) yaitu:

1. Singkapan batuan: Jenis penelitian dari singkapan batuan masih merupakan sumber informasi geologi yang penting di permukaan baik yang bersifat alam ataupun buatan manusia misalnya: terowongan, tebing atau parit yang dibuat manusia dari pertambangan atau proyek jalan. Namun sejalan kemajuan teknologi dan majunya industri pemboran minyak, maka informasi ini banyak digantikan oleh data-data pemboran atau data seismik permukaan (gravimetry, survey seismik, magnetisme) atau geofisika lubang sumur yaitu well logging. Alasan lain adalah seringnya informasi geologi dari singkapan hasil ekstrapolasi bawah permukaan (subsurface extrapolation) sering meleset atau melenceng; yang lebih jauh lagi adalah timbulnya / adanya kerumitan bentuk-bentuk geologi bawah permukaan (stratigraphic traps, fluid permeability barrier) baik dari ukuran maupun kedalaman strukturnya.

2. Geofisika permukaan: Informasi jenis kedua ini, kerapkali dapat memberikan gambaran dua dimensi bahkan tiga dimensi bawah permukaan dan merupakan sumber informasi yang penting dan bersifat langsung. Baik bentuk-bentuk dan susunan lapisan batuan, bahkan dapat pula memberikan informasi petrofisik seperti kandungan fluida; seperti pada seismofacies, "bright spot"...). Sehingga hipotesa geologi yang dituangkan dalam interpretasi seismik ini darus diikuti dan dibuktikan oleh proses pemboran sumur. Interpretasi seismik ini akan memudahkan dan tentunya akan didukung oleh wireline logging. Dengan pengukuran "Vertical Seismic Profile" (VSP) dalam suatu sumur; kita akan dapat melihat lebih jelas bentuk-bentuk geologi bawah permukaan ini.

3. Pemboran: ada dua jenis sumber data / informasi geologi dalam pemboran yaitu (a) bersifat langsung - seperti drill cutting sample, core sample, sidewall core dan (b) tidak langsung - yaitu pengukuran sifat fisik batuan pada lubang bor dengan menggunakan alat wireline logging.
Core konvensional, jika menerus dan kualitas samplingnya baik, mempunyai data yang banyak sekali. Sayangnya, karena alasan biaya (ekonomi) dan teknis (waktu dan alat), coring jarang sekali dilakukan dalam suatu proses pemboran. Sehingga seringkali geologist menggunakan data cutting sample atau sidewall core dengan wireline. Ditambah lagi, semakin dalamnya lubang bor, maka semakin tinggi 'ketidak-pastian" dan ketidak-akuratan data kedalaman maupun kualitas sample nya, hal ini disebabkan proses 'campur-aduk' lumpur sebagai pembawa / media cutting ke permukaan, atau disebabkan adanya runtuhan ('caving') dan hilangnya beberapa kandungan karena adanya lost circulation. Sehingga, sebagai akibatnya, informasi yang sifatnya tidak langsung yaitu wireline logging menjadi penting - khususnya untuk kualitas, jenis peralatan dan metode interpretasi yang digunakan. Hal ini bukan saja untuk pembuktian dalam bentuk data dan informasi geologi tapi juga membantu dalam sintesis data-datanya.

KAPAN & BAGAIMANA

Kapan dilakukan wireline logging ini? Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa proses wireline logging ini adalah merupakan bagian dari suatu proses pemboran minyak dan gas bumi. Setelah pemboran dilakukan dan pemboran ini biasanya dapat dibagi menjadi beberapa fase, sebagai contoh: dimulai dengan fase lubang 26" (top hole), dilanjutkan lubang 12-1/4" (intermediate) dan diakhiri dengan fase lubang 8-1/2" (interest zone). Setiap selesai satu fase (intermediate dan interest zone), dimana keadaan lubang masih terbuka (open hole)- maksudnya lubang belum ditutupi oleh selubung (casing), dapat dilakukan wireline logging ini. Secara umum, teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut: lubang yang sudah dianggap aman (artinya tekanan berat lumpur didalam lubang cukup untuk dapat menahan tekanan formasi batuan), akan dimasukkan satu rangkaian alat logging ini dengan menggunakan kabel kawat baja sampai kedalam akhir (TD), setelah itu, pengukuran akan dilakukan sambil menarik alat wireline logging keatas secara perlahan. Jadi proses pengambilan data dimulai dari bawah ke permukaan.

MENGAPA HARUS WIRELINE LOGGING?

Dari beberapa bahan bacaan saya ditambah dengan sedikit pengalaman, maka dapat saya ringkas mengapa wireline logging dilakukan? Disebabkan karena mereka:

1. Dapat memberikan data yang AKURAT, PRESISI, OBYEKTIF dan bersifat REPETITIVE (berulang).

2. Datanya bersifat MENERUS, tentu saja dg interval mulai dari 15cm, bahkan bisa sampai 3cm jika memang diperlukan.
Basic presentation

3. Menghasilkan data-data dari SIFAT FISIK BATUAN, yang seterusnya dapat dilakukan analisa porositas, volumen batuan, dan analisa batuan lainnya yang dapat menguntungkan dan berguna bagi seorang geologist perminyakan.
Sloughing Coal

4. Sifatnya PERMANEN; maksudnya disini data aslinya (Raw File) dapat digunakan kembali jika muncul ide atau metode interpretasi yang berbeda atau baru.
Always online

5. Dari segi waktu, data wireline logging CEPAT dan LANGSUNG tersedia di wellsite; dengan sedikit proses yang dilakukan dimana wireline engineer juga melibatkan wellsite geologist. Sehingga ada quality control dari WSG sebagai orang yang mewakili oil company; seperti proses shifting depth dan merge file, dll.

6. EKONOMIS, biaya sewa anjungan pemboran merupakan biaya yang tertinggi dalam suatu pemboran minyak (rig cost) jadi karena proses wireline logging relatif cepat maka relatif sangat menguntungkan bagi perusahaan minyak, dibandingkan dengan proses coring yg relatif lebih mahal dan lama.

7. Bergantung pada PARAMETER GEOLOGI, misalnya susunan formasi, sifat fisik batuan, bentuk-bentuk geologi bawah permukaan lainnya. Sehingga seorang geologist yang paham dengan kondisi daerahnya akan merasa diuntungkan dengan adanya wireline logging ini. Misalnya: dia mengetahui adanya unconformity (ketidak-selarasan) dengan perkiraan kedalaman tertentu, maka dengan wireline logging dapat dianalisa lebih detil, atau fault (sesar) atau kondisi-kondisi geologi lainnya.

HUBUNGAN WIRELINE LOG DENGAN GEOLOGI

Ada tiga (3) parameter geologi yang mempengaruhi wireline logging yaitu komposisi, tekstur dan struktur dari batuan. Kandungan fluida (gas, minyak, atau air) juga dapat dilihat indikasinya, karena fluida tersebut berada dalam pori-pori batuan atau / dan fracture batuan; yang merupakan kesatuan dan tidak terpisah didalam lubang sumur minyak dan terukur oleh alat wireline logging.

Satu hal penting adalah wireline logs dapat memberikan 'gambar' batuan dibawah permukaan yang sudah dibor. Mereka dapat memberikan gambaran yang jelas, walaupun terkadang sebagian dan kurang lengkap seperti layaknya singkapan permukaan. "Gambar" tersebut sifatnya menerus dan selalu permanen, obyektif dan kuantitatif. Selanjutnya 'gambar-gambar' ini akan dapat terlihat lebih jelas saat kita melihat adanya perbedaan - perbedaan pengukuran yang menyolok, misalnya bagaimana 'gambar' log yang melewati lapisan batulempung dengan lapisan batupasir. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat wireline logging ini dapat kita ibaratkan sebagai 'mata' dan instrumen geologi (palu, kaca pembesar, kompas) kita; yang kita biasa gunakan dalam penelitian singkapan batuan di permukaan.

Karena wireline log sangat bergantung pada sifat-sifat fisik batuan maka mereka betul-betul dapat dipakai sebagai penciri dari suatu lapisan batuan dan seharusnya wireline log diberlakukan sebagai data geologi, dengan interpretasinya juga sebagai interpretasi geologi. Di satu sisi, alat wireline logging yang sebetulnya mengukur ciri-khusus batuan bawah permukaan yang sudah dibor, baik itu sifat fisik, kimia dan biologi (yg sudah terendapkan pada kondisi iklim dan geografi terentu); sedangkan disisi lain evolusi (perubahan suatu formasi) adalah suatu pokok persoalan dalam sejarah geologinya itu sendiri. Yang penting disini adalah untuk meneliti, menjelaskan, menganalisa dan menginterpretasikan obyek wireline log, seharusnya juga seperti obyek geologi lainnya.

Suatu interpretasi wireline log yang jelas, tidak hanya dapat didukung oleh analisa data log yang detil dan akurat, tapi juga harus didasarkan pada pengetahuan peralatan logging yang cukup dan konsep geologi yang benar; sebetulanya interpretasi log sendiri adalah merupakan 'terjemahan' dari data/parameter LOG ke data GEOLOGI yang membutuhkan 'kamus' atau 'interpreter' yang paham dan mengerti kedua 'bahasa' tersebut.

Kenyataan yang dihadapi, wireline log yang dapat memberikan informasi mengenai mineralogi, unsur komposisi, tekstur dan struktur sedimen bahkan tektonik, facies, stratigrafi, dll; maka hal pertama yang perlu kita pahami adalah istilah-istilah geologi tersebut. Baru setelah itu, kita bisa menentukan bagaimana dan bagian parameter geologi mana yang berpengaruh pada alat wireline logging. Dengan alasan inilah maka kita dapat menjadi parameter geologi sebagai berikut:
  • Suatu lingkungan pengendapan akan dicirikan oleh suatu kumpulan facies tertentu.
  • Facies itu sendiri, ditentukan oleh komposisi, tekstur, warna, kandungan fosil, struktur dan geometri batuan nya.
Rasanya terlalu awal untuk menunjukkan bagaimana hubungan wireline log dengan parameter-parameter tersebut; selain itu dibutuhkan penjelasan-penjelasan secara visual seperti gambar-gambar dan contoh-contoh log berupa electrofacies model suatu lingkungan pengendapan tertentu.


Salam,
Sad Agus
Geologist

- Referensi bacaan:
  • Sedimentary Environments from Wireline Logs - O. Serra, 1989
  • Drilling Practices Manual - Preston L. Moore, 1986
  • Quick Look Techniques for Prospect Evaluation, Taniel J. Tearpock, Richard. E. Bischke, Joseph L. Brewton, 1994.

Thursday, March 11, 2010

Syarat menjadi Wellsite Geologist

"Bagaimana caranya jadi Wellsite Geologist?" adalah pertanyaan yg beberapa kali terlontar dari adik-adik baik yg masih di bangku kuliah maupun yg sudah lulus dan bekerja di perusahaan jasa bidang perminyakan. Tentunya ditujukan kepada kakak-kakak senior yg dipandang sudah mapan dan menyandang sebagai "Wellsite Geologist" (WSG) di industri perminyakan dan gas bumi maupun dibidang industri lainnya seperti Geothermal, Mining atau lainnya.

Blow Out Preventer (BOP)
Memang betul, untuk menjadi seorang WSG itu gampang-gampang susah (ini kata beberapa kolega dan kakak senior yg sudah mapan), gampangnya: yg pasti ilmunya bisa dipelajari dan yang susah: adalah kesempatan yang ada. Tapi paling tidak ada koridor-koridor yang merupakan syarat untuk menjadi seorang WSG.
Pahat Bor (Drill Bit) jenis "rock bit".

Nah, disini saya kembali berbagi pengalaman saja apa saja SYARAT DASAR untuk menjadi seorang Wellsite Geologist di industri perminyakan dan gas bumi, antara lain:
  1. Lulusan Geologi: biasanya tingkat S1 (Sarjana) saja yg jadi WSG, kalau sudah S2 biasanya orang Indonesia lebih tidak memilih pekerjaan ini. Ini tidak berlaku buat orang-orang dari luar negeri, misalnya warga Malaysia, India, Filipina, Timur Tengah atau warga Eropa atau Amerika. Banyak WSG yg datang dari kalangan S2 (pasca Sarjana). Bahkan saya pernah ketemu seorang WSG dari India yang sudah S3.
  2. Background drilling operation & knowledge: yaitu harus mempunyai dasar pengetahuan tentang jalannya dari suatu operasi pemboran baik eksplorasi (pencarian) maupun eksploitasi (pengembangan) baik di anjungan darat maupun lepas pantai (onshore & offshore). Yang kebanyakan ini datang dari para pekerja lapangan (field engineer) perusahaan jasa perminyakan (service company). Jadi sudah cukup familiar proses pemboran dari mulai awal (spud) sampai dengan akhir, seperti: TD, rig moving, cementing, well kick dll)
  3. Background logging operation & knowledge: yaitu dasar pengetahuan pengambilan data-data sumur seperti mud logging, wireline logging dan logging lainnya. Sehingga seorang WSG itu sudah pernah mendapat kursus-kursus bersertifikasi dan menguasai teknik-teknik seperti basic mud logging, wireline logging interpretation, formation evaluation, pressure formation evaluation. Dengan ini, maka diharapkan seorang WSG dapat memberikan masukan dari sisi 'Geological' dalam suatu operasi pemboran minyak & gas bumi. 
  4. Berbadan sehat: ini menyangkut kesehatan jasmani dan rohani (jangan ketawa ya... ini beneran lho). Jasmani bukan berarti kuat (dalam arti tenaga) tapi cukup mampu melek matanya - yang kadang dibutuhkan ketahanan fisik, contohnya karena harus menjadi wakil perusahaan untuk menyaksikan (witness) dalam suatu operasi wireline logging; yang kadang membutuhkan waktu lebih dari 24 jam tanpa tidur (ini yang sering dilakukan para senior yg 'single fighter') ataupun kegiatan operasi lainnya dalam jangka waktu relatif lama. Terkadang baru tidur sebentar sudah dibangunkan karena situasi 'critical' dan membutuhkan WSG sebagai bahan pertimbangan keputusan di lapangan. Kalau secara rohani, saya menghubungkannya dengan tenaga WSG kebanyakan harus bekerja di anjungan pemboran lebih dari 2 minggu. Malah ada yg 4 minggu tanpa melihat keramaian kota atau bertemu keluarga - Hal inilah yg membutuhkan ketahanan mental sehingga tidak cepat 'stress', belum lagi tekanan - tekanan psikologi saat pengambilan keputusan pada 'coring job' atau 'casing point', formation top atau TD dll.
  5. Survival Training: Pelatihan untuk penyelamatan diri dari keadaan darurat harus dilalui oleh seorang WSG. Pelatihan ini sifatnya resmi dan bersertifikasi; di negara kita sudah ada beberapa perusahaan yang sudah melaksanakan ini (Maaf, saya lupa namanya dan lokasinya). Di dalam pelatihan ini, para peserta dilatih untuk menyelamatkan diri saat kebakaran, bagaimana menggunakan pelampung, menyelamatkan diri saat helikopter jatuh (tentunya dengan alat simulasi), baik secara teori (indoor) maupun praktek (outdoor).
  6. Basic Computer & Geology Software: Pesatnya kemajuan teknologi TI, kerapkali WSG harus mempunyai kemampuan untuk menjalankan perangkat lunak, pastinya yg mendasar misalnya aplikasi 'Office' seperti Word, Excel, dll bahkan e-mail dan internet. Bahkan beberapa perusahaan minyak sering mengharuskan para WSG untuk bisa menjalankan perangkat lunak aplikasi geologi tertentu.
Itulah sekelumit pengetahuan yang bisa saya bagi buat rekan-rekan pembaca. Saran dan kritik bisa kirimkan ke email saya.

Salam,
Sad Agus di Pamulang.



Friday, January 15, 2010

Pekerjaan Wellsite Geologist

Tentang Wellsite Geologist
Setelah jadi mud logger, biasanya para 'lulusan' mud logger ada yg meneruskan jadi TDC atau pressure engineer. Pressure engineer ini lebih banyak bekerja / bertugas menganalisa data - data teknis pemboran minyak, misalnya data hidrolika alat2 pemboran (pahat, pompa lumpur, sifat2 lumpur, dll), tekanan (pressure) formasi. Pressure engineer ini adalah satu posisi paling tinggi dalam suatu unit mud logging di lokasi sumur.
Tidak sedikit juga, lulusan beberapa jebolan mud logger yg langsung lompat langsung jadi wellsite geologist. Profesi wellsite geologist bisa didapat dg banyak cara, yang menurut saya cara-cara ini bukan suatu patokan / pasti; jadi ini juga pengalaman dan cerita dari beberapa rekan senior.
Mikroskop untuk mengamati Drill Cutting Sample


Pertama, Melalui OIL COMPANY - sesudah berpengalaman menjadi mud logger, ybs bisa langsung melamar ke Oil Company, kalo' diterima biasanya langsung dikirim ke wellsite (lokasi sumur pemboran) untuk menjadi wellsite geologist (sering disingkat WSG).
Kedua, melalui SERVICE COMPANY - seorang mud logger yg berminat, bisa meminta kepada manajemen di Mud Logging untuk disertakan sebagai trainee WSG, untuk seterusnya dapat diikutkan sebagai calon WSG di kontrak WSG antara Mud logging Company dg Oil Company. Nah... jadi ybs masih menjadi pegawai mud logging, hanya saja dia mempunyai kemampuan untuk menjadi WSG.
Ketiga, menjadi KONSULTAN LEPAS - untuk WSG konsultan lepas (freelance), memang tidak gampang; karena status konsultan ini biasanya ybs harus mencari pekerjaan bagi dirinya sendiri. WSG konsultan lepas biasanya dibayar berdasarkan banyaknya hari kerja mereka. WSG konsultan di Indonesia, berdasarkan pengamatan saya selama ini - biasanya datang dari geologist berpengalaman yg keluar dari Oil Company; ada juga yg dari mud logger langsung 'berani' jadi konsultan. Mereka bekerja sebagai konsultan di suatu Oil Company dg menggunakan perusahaan jasa konsultan yg sudah ditentukan oleh Oil Company nya.


Tanggung Jawab
Meneruskan tulisan sebelumnya, yaitu apa saja tugas dan tanggung jawab seorang WSG (wellsite geologist). Sekali lagi dan sekedar mengingatkan lagi, hal yang saya coba sharing ini bukanlah suatu patokan, melainkan hanya garis besar saja.
Kenampakan Shale Cutting Sample
  1. DESKRIPSI SAMPLE (CUTTING & CORE), tugas ini sifatnya mendasar - jadi tugas mendeskripsi cutting adalah skill dasar yang harus dipunyai oleh seorang WSG. Sebenarnya, skill ini seperti yg kita lakukan dan gabungan pada praktikum geologi dasar, paleontologi dan petrografi dibangku kuliah. Cutting sample setelah dicuci oleh sample catcher, lalu dideskripsikan lengkap mulai dari warna, kekerasan, tekstur, struktur, unsur tambahan (accessories, spt mineral tambahan, fosil, dll) serta perkiraan porositas secara kualitatif. Tidak lupa juga memeriksa adanya 'oil show' dibawah UV box. Banyak tip & trik dalam melakukan tugas ini, semakin berpengalaman WSG semakin banyak tip & trik nya melakukan tugas ini.
  2. MEMBUAT LITHOLOGY LOG, sebelum mengenal komputer dulu, para senior membuatnya log ini diatas kalkir dan menggunakan pena gambar (rotring, etc). Tapi saat ini banyak software yg relatif mudah utk digunakan. Lithology log adalah penggambaran data2 pemboran secara vertikal dalam bentuk garis, simbol dan tulisan. Jadi log ini bentuknya seperti kita membuat MS (measured section) jaman mahasiswa, untuk menggambarkan posisi stratigrafi lubang bor. Jadi data2 ROP, pengukuran gas, gambar lithology dan deskripsi lithology dituangkan dalam log ini.
  3. LAPORAN PAGI (morning report) ini mencakup laporan tertulis dan lisan, untuk tulisan biasanya dikirimkan melalui email dan ditujukan pada operation geologist di kantor pusat, setiap hari / pagi (jam tertentu mis: setiap hari jam 5 pagi atau 6 pagi). Bentuk laporan tertulis mencantumkan segala kegiatan geologi dalam 24 jam terakhir, misalnya kedalaman lubang bor, aktifitas, ringkasan formasi batuan, gas data, laju pemboran, rencana2 yg akan dilakukan. Sedangkan laporan lisan, WSG akan menelpon Operation Geologist dan mendiskusikan hal2 yg penting.
  4. Mengetahui dan memperkirakan POSISI / LETAK GEOLOGI dari sumur bor baik vertikal maupun horizontal (ini yg agak susah dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian), maksudnya secara 'vertikal' adalah, seorang WSG harus mengerti formasi batuan apa yg sudah dibor dan perkiraan yg akan dibor. Secara horizontal, yaitu mengetahui hubungan korelasi dg sumur2 sekitarnya.
  5. Meng 'SUPERVISI GEOLOGI' para crew service company. Yaitu, memberi arahan dan pengawasan kepada crew yg berhubungan dengan operasi geologi dalam pemboran. Misalnya, mud logging, wireline logging, directional drilling. Bahkan sampai dengan mengatur mobilisasi peralatan, pertukaran crew dari dan ke rig site.
  6. Dalam tugasnya sehari-hari seorang wellsite geologist adalah representatif dari perusahaan minyak yg bertanggung jawab terhadap pemboran sumur, dialah satu-satunya orang yg mengerti tentang bawah permukaan sumur di lokasi rig; jadi betapa pentingnya dan besar tanggung jawab seorang WSG. Biasanya WSG ada yg bekerja dengan status '24 hours on call' artinya kapanpun dibutuhkan dia harus siap, atau bisa juga dalam satu pemboran ada 2 orang WSG dan ini tergantung dari perusahaan minyak itu sendiri.

Salah satu kenampakan panel Mud Logging unit
Itulah sekelumit pengetahuan dan pengalaman yang bisa saya bagi buat teman2. Silahkan berkomentar dan semoga bermanfaat.